Sunday, March 20, 2011

kebencianmu terhadap kaum itu ...

di celah kemelut dunia yang semakin menyesak dada
aku gagahi dengan sepenuh kudrat yang ada
mengarahkan pandangan kedua bola mataku
melihat menonton dan menyaksikan
dengan seluruh lapisan jiwa dan rasa hati yang seakan kaku
segala kebinasaan dan kepuk-kepuk angkuh sombong sang pemusnah durjana

aku yang masih kerdil dalam menafsir semua hal dan perkara
pernah punya sangkaan yang sama dahulunya seperti kebanyakan mereka
yang nyata masih di tampuk lama
yang tak mahu mendengarkan barisan kata
yang hanya mahu terus terusan berada dalam dunianya semata
yang beranggapan dia dan kumpulannya sahaja yang benar belaka
yang tega melempar ke belakang segala bait-bait keamanan dan mentera damai

tapi ternyata keadilan itu akan tertegakkan dengan apa daya sekalipun
walau bukan dengan perjuangan tenaga dan keringat kerja
bisa juga tercurah dengan kait-kait cerita bernama realiti dunia
dalam sengsara beruntai air mata
rantaian durjana berlagak raja
tanpa mengenal yang mana satu bernama islam
yang mana satu yang kau gadaikan iman
yang mana satu yang kau perlekehkan sehabisan
bantaian demi bantaian dan bantaian kau lakukan

tidakkah engkau mendengarkan riwayat indah penuh hikmah dari si kekasih Allah
setiap mukmin itu untuk mukmin yang lain adalah bersaudara
bahkau kau harus memekarkan rasa kasih dan sayang
hingga satu ketika seumpamanya kau mencintai dirimu sendiri

tidak malukah kau tatkala lintasan kata diterjemah di minda
agar kau bersihkan hati nuranimu
dari kebencian, berdengki-dengki, dari memutuskan hubungan
jangan membiarkan saudaramu terlantar tanpa pertolongan
jangan kau beri kehinaan ini pada mereka
jangan sekali-kali kau dustai agama dan sunnah rasulmu
jangan kau khianati saudaramu

kerana
taqwa itu berada di hati
dianggap perbuatan itu suatu kejahatan
hanya dengan memperleceh saudaranya
dan benarkanlah rasa ini tertanam di jiwa
bahwasanya setiap muslim atas muslim yang lain itu haram darahnya
harta dan kehormatannya
damaikanlah antara dua saudara
nescaya ketenteraman itu pasti akan menyusup
memberi erti pada hati dan penenang pada sanubari
tak usahlah kau menyombong diri
kerana tiada tempat bagi hati itu di syurga nanti



Islam gagal mendapat tempat di hati manusia hari ini kerana Islam tidak membawa mesej keadilan seperti mana yang Rasul bawa suatu ketika dahulu : Islam menolong manusia yang tertindas - FT



Dunia ini tempat persinggahan menuju ke negeri yang kekal. Manusia terbahagi dua, pertama yang menjual dirinya lalu mendapat azab yang berkekalan, kedua yang membeli dirinya lalu ia dibebaskan dari azab neraka - saidina Ali



'Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.' (5:8)


  
The Rights of the Non-Combatants:
Islam has first drawn a clear line of distinction between the combatants and the non-combatants of the enemy country. As far as the non-combatant population is concerned such as women, children, the old and the infirm, etc., the instructions of the Prophet are as follows: "Do not kill any old person, any child or any woman" (Abu Dawud). "Do not kill the monks in monasteries" or "Do not kill the people who are sitting in places of worship" (Musnad of Ibn Hanbal).



ini bukan wilayah sunni atau syiah
bukan juga wilayah celcom
tapi wilayah Islam
dan Islam itu adalah agama yang mengangkat persaudaraan



dan sehingga ke hari ini saya tertanya-tanya, mengapakah ummat islam tidak melihat krisis di bahrain seperti yang ada di mesir?

Wednesday, March 16, 2011

unTuk kAmu

pada kesibukan dunia ini
aku terasa asing
bersama sekelumit perasaan
penuh penyesalan mengundang


aku sang pencari harta
tersenyum megah penuh gagah di atas singgahsana dunia
mengaku segala yang aku ada
yang aku punya
atas usaha, bakat dan keupayaanku berdiri atas kaki sendiri semata
sedikit yang aku tahu
bila Tuhan menentukan
semua apa yang aku bina dan hak milikan
hancur menjadi puing-puing berselerakan
bertaburan dek kerana penangan murkanya Tuhan


aku sang mencari nama
tiap lelah dan keringatku hanya akan menjadi madu
bilamana suara-suara merdu itu bersenandung riang
 memberi ucapan pujian
menyatakan kesungguhan untuk menganugerahkan ku pangkat dan kejayaan
sebagai persembahan sebuah penghargaan
atas seluruh tenaga dan curahan jasa
dalam aku memberi aku senang menerima
sedangkan sekalipun aku enggan mengakui
sekecil-kecil hal menjadi mudah dengan izin Nya


aku sang pencari ilmu
kembaraku jauh seluruh alam buana
tujuh samudera telah ku harungi
benua dan pulau aku takluki
gunung dan bukit rela ku daki
kerna padaku genggam bara api
biar sampai ke pangkal lengan
onak dan badai tiada membuat ku berhenti
pasti akan ku capai martabat tertinggi
akan ku letakkan diriku setanding dengan yang bijak bestari

sayangnya
biar setinggi mana anganku ukir
di ruang imaginasi bersama mahligai indah
mengharapkan gelaran dan penerimaan
masih tak mampu menyuluh aku ke gua-gua kebenaran
sibuknya aku mengejar harapan dan kesenangan dunia
tanpa sedar aku seba serbi kurang dalam ilmu dan amalan agama
sepurnama sedekad seabad atau seakhir hayat
aku tetap aku
makhluk lemah yang tewas dalam mencari Tuhan nya



umpama akalku tak berfungsi
hatiku menjadi kering
tenggelam dalam nafsu yang tiada bertepi
dunia memang suatu yang ajaib
menggembirakan seraut wajah yang dahagakan kegembiraan
tapi bisa menghapuskan sisa ketenangan yang tinggal
seakan aku baru sahaja tersedar dari lena yang panjang
aku melangkah lesu melihat cerminan diri
dan di situ yang mampu ditangkap dan diterjemah mindaku
hanyalah seorang anak kecil yang masih terkial mencari secebis iman


: seringkali kita menemukan suatu kebenaran dalam detik yang tidak terjangkakan
  setiap kali itu juga bisa saja kita menidakkan dengan seluruh panca indera
  namun kadang hati kerap kali meragui kejahilan dalam diri
  sampai bila kita harus begini
  terlalu sibuk dan mendera diri dengan hambatan dunia
  hingga boleh pula kita tak perlu bersusah payah
  mengenal apa itu Tuhan dan belajar menyayangi Nya
  menolak untuk berpenat lelah berjuang agar keyakinan kita bukan sesuatu yang statik dan terhenti
  tidak berubah itu tanda telah terpuasnya hati
  sedangkan masakan bisa kita merasa aman dari azab Nya
  dan itu memerlukan seseorang untuk mengingatkan saya kembali
  merevisi diri dan menjawab pertanyaan dan soalan yang bermain di hati
  dan terima kasih Tuhan atas pengajaran ini
  yang diperoleh dari seorang anak muda yang baru belajar mengenal agamanya semula
  yang mendetikkan rasa sesal kerana saya terlalu mengikut dunia
  yang menjanjikan berhias-hias itu sesuatu yang indah
  hingga bisa melanggar aurat, memperlekeh syariat
  tabarruj itu adalah racun dan dunia itu adalah umpama seekor ular
  yang melilit perlahan dan menyesakkan minda
  tatkala kita merasa cantik, indah dan diberi perhatian
  apa yang diperlihat hanyalah superficial
  terhad di permukaan yang tak pernah menjanjikan kebahagiaan di dalamnya