pada kesibukan dunia ini
aku terasa asing
bersama sekelumit perasaan
penuh penyesalan mengundang
aku sang pencari harta
tersenyum megah penuh gagah di atas singgahsana dunia
mengaku segala yang aku ada
yang aku punya
atas usaha, bakat dan keupayaanku berdiri atas kaki sendiri semata
sedikit yang aku tahu
bila Tuhan menentukan
semua apa yang aku bina dan hak milikan
hancur menjadi puing-puing berselerakan
bertaburan dek kerana penangan murkanya Tuhan
aku sang mencari nama
tiap lelah dan keringatku hanya akan menjadi madu
bilamana suara-suara merdu itu bersenandung riang
memberi ucapan pujian
menyatakan kesungguhan untuk menganugerahkan ku pangkat dan kejayaan
sebagai persembahan sebuah penghargaan
atas seluruh tenaga dan curahan jasa
dalam aku memberi aku senang menerima
sedangkan sekalipun aku enggan mengakui
sekecil-kecil hal menjadi mudah dengan izin Nya
aku sang pencari ilmu
kembaraku jauh seluruh alam buana
tujuh samudera telah ku harungi
benua dan pulau aku takluki
gunung dan bukit rela ku daki
kerna padaku genggam bara api
biar sampai ke pangkal lengan
onak dan badai tiada membuat ku berhenti
pasti akan ku capai martabat tertinggi
akan ku letakkan diriku setanding dengan yang bijak bestari
sayangnya
biar setinggi mana anganku ukir
di ruang imaginasi bersama mahligai indah
mengharapkan gelaran dan penerimaan
masih tak mampu menyuluh aku ke gua-gua kebenaran
sibuknya aku mengejar harapan dan kesenangan dunia
tanpa sedar aku seba serbi kurang dalam ilmu dan amalan agama
sepurnama sedekad seabad atau seakhir hayat
aku tetap aku
makhluk lemah yang tewas dalam mencari Tuhan nya
umpama akalku tak berfungsi
hatiku menjadi kering
tenggelam dalam nafsu yang tiada bertepi
dunia memang suatu yang ajaib
menggembirakan seraut wajah yang dahagakan kegembiraan
tapi bisa menghapuskan sisa ketenangan yang tinggal
seakan aku baru sahaja tersedar dari lena yang panjang
aku melangkah lesu melihat cerminan diri
dan di situ yang mampu ditangkap dan diterjemah mindaku
hanyalah seorang anak kecil yang masih terkial mencari secebis iman
: seringkali kita menemukan suatu kebenaran dalam detik yang tidak terjangkakan
setiap kali itu juga bisa saja kita menidakkan dengan seluruh panca indera
namun kadang hati kerap kali meragui kejahilan dalam diri
sampai bila kita harus begini
terlalu sibuk dan mendera diri dengan hambatan dunia
hingga boleh pula kita tak perlu bersusah payah
mengenal apa itu Tuhan dan belajar menyayangi Nya
menolak untuk berpenat lelah berjuang agar keyakinan kita bukan sesuatu yang statik dan terhenti
tidak berubah itu tanda telah terpuasnya hati
sedangkan masakan bisa kita merasa aman dari azab Nya
dan itu memerlukan seseorang untuk mengingatkan saya kembali
merevisi diri dan menjawab pertanyaan dan soalan yang bermain di hati
dan terima kasih Tuhan atas pengajaran ini
yang diperoleh dari seorang anak muda yang baru belajar mengenal agamanya semula
yang mendetikkan rasa sesal kerana saya terlalu mengikut dunia
yang menjanjikan berhias-hias itu sesuatu yang indah
hingga bisa melanggar aurat, memperlekeh syariat
tabarruj itu adalah racun dan dunia itu adalah umpama seekor ular
yang melilit perlahan dan menyesakkan minda
tatkala kita merasa cantik, indah dan diberi perhatian
apa yang diperlihat hanyalah superficial
terhad di permukaan yang tak pernah menjanjikan kebahagiaan di dalamnya
No comments:
Post a Comment